Language
Blog Archive
-
►
2010
(2)
- ► 02/28 - 03/07 (1)
- ► 01/24 - 01/31 (1)
-
►
2009
(14)
- ► 05/10 - 05/17 (1)
- ► 05/03 - 05/10 (1)
- ► 03/22 - 03/29 (1)
- ► 03/01 - 03/08 (3)
- ► 02/22 - 03/01 (2)
- ► 02/08 - 02/15 (1)
- ► 02/01 - 02/08 (3)
- ► 01/11 - 01/18 (1)
- ► 01/04 - 01/11 (1)
-
▼
2008
(16)
- ► 12/21 - 12/28 (3)
- ► 11/23 - 11/30 (4)
- ► 11/16 - 11/23 (6)
Category
- Antena Omni (1)
- Application (1)
- Kreativitas (8)
- Ms Excel (5)
- Network (7)
- Review (2)
About Me
IP Address Versi 6
Internet Protocol 6 (IPv6) tak lama lagi akan segera menggantikan Internet Protocol 4 (IPv4) yang sekarang digunakan. Beberapa negara secara aktif telah melakukan berbagai macam penelitian untuk persiapan menghadapi IPv6. Negara-negara maju semacam Amerika Serikat dapat dipastikan telah siap dengan 6bone1-nya masing-masing, bagaimana dengan Indonesia ?
Protokol IPv6 dikembangkan setelah melihat keberhasilan IPv4 sebagai protokol standar dalam dunia internet, dimana di satu sisi keberhasilan tersebut telah menyebabkan meledaknya ruang alamat yang dibutuhkan yang tidak dapat ditangani oleh IPv4. Masalah ini mirip dengan masalah Y2K beberapa waktu lalu, pelan namun pasti ruang alamat IPv4 akan habis seiring dengan laju pertumbuhan kebutuhan internet yang ada sekarang, sehingga perlu diganti dengan protokol IPv6. Namun demikian telah dikembangkan solusi-solusi jangka pendek untuk mengatasi kebutuhan alamat IPv4 semacam teknik CIDR2, NAT3, dan IP Masquerading.
Protokol IPv6 menyediakan ruang alamat sebesar 128 bit yaitu 4 kali lipat ruang alamat yang disediakan IPv4. Format alamat yang ada pun berbeda dengan format alamat pada IPv4. Berbeda dengan IPv4, IPv6 yang disediakan sebagai pengenal pada 1 atau lebih interface dibedakan atas 3 tipe yaitu :
Jika pada IPv4 anda mengenal pembagian kelas IP menjadi kelas A, B, dan C maka pada IPv6 pun dilakukan pembagian kelas berdasarkan fomat prefix (FP) yaitu format bit awal alamat. Misalnya : 3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60 maka jika diperhatikan 4 bit awal yaitu hexa ‘3’ didapatkan format prefixnya untuk 4 bit awal adalah 0011 (yaitu nilai ‘3’ hexa dalam biner).
Ada beberapa kelas IPv6 yang penting yaitu :
Interface ID digunakan sebagai pengenal unik masing-masing host dalam satu subnet. Dalam penggunaannya umumnya interface ID berjumlah 64 bits dengan format IEEE EUI-64. Jika digunakan media ethernet yang memiliki 48 bit MAC address maka pembentukan interface ID dalam format IEEE EUI-64 adalah sebagai berikut :
Misalkan MAC address-nya adalah 00:40:F4:C0:97:57
Protokol IPv6 dikembangkan setelah melihat keberhasilan IPv4 sebagai protokol standar dalam dunia internet, dimana di satu sisi keberhasilan tersebut telah menyebabkan meledaknya ruang alamat yang dibutuhkan yang tidak dapat ditangani oleh IPv4. Masalah ini mirip dengan masalah Y2K beberapa waktu lalu, pelan namun pasti ruang alamat IPv4 akan habis seiring dengan laju pertumbuhan kebutuhan internet yang ada sekarang, sehingga perlu diganti dengan protokol IPv6. Namun demikian telah dikembangkan solusi-solusi jangka pendek untuk mengatasi kebutuhan alamat IPv4 semacam teknik CIDR2, NAT3, dan IP Masquerading.
Protokol IPv6 menyediakan ruang alamat sebesar 128 bit yaitu 4 kali lipat ruang alamat yang disediakan IPv4. Format alamat yang ada pun berbeda dengan format alamat pada IPv4. Berbeda dengan IPv4, IPv6 yang disediakan sebagai pengenal pada 1 atau lebih interface dibedakan atas 3 tipe yaitu :
- Unicast address : pengenal untuk 1 NIC4, dimana paket data yang dikirim ke unicast address hanya dikirim ke NIC yang bersangkutan saja.
- Anycast address : pengenal untuk beberapa NIC sekaligus, dimana paket data yang dikirim ke anycast address akan dikirim ke salah satu NIC.
- Multicast address : pengenal untuk beberapa NIC sekaligus, dimana paket data yang dikirim ke multicast address akan dikirim ke semua NIC yang bersangkutan.
- Model x:x:x:x:x:x:x:x dimana ‘x‘ berupa nilai hexadesimal dari 16 bit porsi alamat, karena ada 8 buah ‘x‘ maka jumlah totalnya ada 16 * 8 = 128 bit. Contohnya adalah : FEDC:BA98:7654:3210:FEDC:BA98:7654:3210
- Jika format pengalamatan IPv6 mengandung kumpulan group 16 bit alamat, yaitu ‘x‘, yang bernilai 0 maka dapat direpresentasikan sebagai ‘::’. Contohnya: FEDC:0:0:0:0:0:7654:3210 direpresentasikan sebagai FEDC::7654:3210 0:0:0:0:0:0:0:1 direpresentasikan sebagai ::1
- Model x:x:x:x:x:x:d.d.d.d dimana ‘d.d.d.d’ adalah alamat IPv4 semacam 167.205.25.6 yang digunakan untuk automatic tunnelling. Contohnya adalah : 0:0:0:0:0:0:167.205.25.6 atau ::167.205.25.6 0:0:0:0:0:ffff:167.205.25.7 atau :ffff:167.205.25.7
Jika pada IPv4 anda mengenal pembagian kelas IP menjadi kelas A, B, dan C maka pada IPv6 pun dilakukan pembagian kelas berdasarkan fomat prefix (FP) yaitu format bit awal alamat. Misalnya : 3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60 maka jika diperhatikan 4 bit awal yaitu hexa ‘3’ didapatkan format prefixnya untuk 4 bit awal adalah 0011 (yaitu nilai ‘3’ hexa dalam biner).
Ada beberapa kelas IPv6 yang penting yaitu :
- Aggregatable Global Unicast Addresses : termasuk di dalamnya adalahalamat IPv6 dengan bit awal 001.
- Link-Local Unicast Addresses : termasuk di dalamnya adalah alamat IPv6 dengan bit awal 1111 1110 10.
- Site-Local Unicast Addresses : termasuk di dalamnya adalah alamat IPv6 dengan bit awal 1111 1110 11.
- Multicast Addresses : termasuk di dalamnya adalah alamat IPv6 dengan bit awal 1111 1111.
Interface ID digunakan sebagai pengenal unik masing-masing host dalam satu subnet. Dalam penggunaannya umumnya interface ID berjumlah 64 bits dengan format IEEE EUI-64. Jika digunakan media ethernet yang memiliki 48 bit MAC address maka pembentukan interface ID dalam format IEEE EUI-64 adalah sebagai berikut :
Misalkan MAC address-nya adalah 00:40:F4:C0:97:57
- Tambahkan 2 byte yaitu 0xFFFE di bagian tengah alamat tersebut sehingga menjadi 00:40:F4:FF:FE:C0:97:57
- Komplemenkan (ganti bit 1 ke 0 dan sebaliknya) bit kedua dari belakang pada byte awal alamat yang terbentuk, sehingga yang dikomplemenkan adalah ‘00’ (dalam hexadesimal) atau ‘00000000’ (dalam biner) menjadi ‘00000010’ atau ‘02’ dalam hexadesimal.
- Didapatkan interface ID dalam format IEEE EUI-64 adalah 0240:F4FF:FEC0:9757
Label:
Network
|
0
komentar
IP Address Vesi 4
IP Address versi 4 terdiri dari empat byte, dengan jumlah bit secara keseluruhan adalah 32 bit dan setiap segmen terdiri dari 8 bit.
11111111.11111111.11111111.11111111 = 255.255.255.255
Dari angka tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa range IP Address dimulai dari 0.0.0.0 sampai dengan 255.255.255.255, dan bila dihitung jumlah IP Address yang tersedia adalah
256 x 256 x 256 x 256 = 4294967296
Mungkin Anda bertanya, darimana angka 256? Ingat, bahwa setiap segment dari IP Address terdiri dari 8 bit, dan berasal dari perhitungan formula 2 pangkat n sehingga dihasilkan 2 pangkat 8 yang akan menghasilkan nilai 256. Dari jumlah Address yang sebanyak itu, lahirlah pengelompokan untuk lebih memudahkan pengaturan dan mengenal IP Address. Lembaga yang mengatur pengalamatan di internet antara lain InterNIC, ApNIC dan untuk wilayah indonesia dikenal dengan IdNIC. Adapun pengelompokan IP Address yang lazim dan dikenal selama ini adalahsebagai berikut:
Class A : 0.0.0.0 s/d 126.255.255.255
Class B : 128.0.0.0 s/d 191.255.255.255
Class C : 192.0.0.0 s/d 223.255.255.255
Class D : 224.0.0.0 s/d 239.255.255.255
Class E : 240.0.0.0 s/d 247.255.255.255
Class D dan Class E digunakan untuk Multicast dan Experiment purpose. Multicast disini adalah pengalamatan untuk keperluan streaming, misalnya audio streaming dan sebagainya, dan dikenal dengan istilah IP MultiCasting. Sedangkan alamat IP Address 127.0.0.0 sudah di pesan (reserved) untuk keperluan localhost, yang artinya secara default setiap komputer memiliki IP Address default 127.0.0.1.
Selain istilah diatas masih ada istilah lagi yaiut Public IP Address dan Private IP Address. Public IP Address adalah IP Address yang dikenal oleh internet/jaringan di luar dari local area network, sedangkan private IP Address adalah alamat IP yang hanya digunakan untuk keperluan local area network dan tidak dikenal oleh internet. Sehingga untuk dapat berkomunikasi perlu dilakukan suatu proses yang dikenal dengan Network Address Translation (NAT), supaya private IP Address ini dapat berkomunikasi dengan dunia luar.
Adapun range untuk private IP Address dari setiap class adalah sebagai berikut:
Private IP Address untuk Class A: 10.0.0.0
Private IP Address untuk Class B: 172.16.0.0 s/d 172.32.0.0
Private IP Address untuk Class C: 192.168.0.0
Dengan adanya private IP Address seseorang atau lembaga tidak perlu meminta izin secara khusus kepada lembaga internet ataupun IDNIC.
a. Subnetting
Sebelum memasuki pembahasan selanjutnya, perlu di ketahui bahwa format IP Address terdiri dari dua bagian utama, yaitu Network dan Host. Istilah Network disini dapat dianalogikan seperti nomor jaringan dan Host dianalogikan sebagai PC Anda. Masih jelas dalam ingatan, IP Addres dibedakan menjadi beberapa class, dimana di setiap kelas tersebut, mempunyai porsi network dan host sebagai berikut:
Class A: Network.Host.Host.Host
Class B: Network.Network.Host.Host
Class C: Network.Network.Network.Host
Dimana
Class A, terdiri dari 8 bit Network Address, dan 24 Bit Host Address
Class B, terdiri dari 16 bit Network Address, dan 16 Bit Host Address
Class C, terdiri dari 24 bit Network Address, dan 8 Bit Host Address
Sebagai contoh IP Address class A yang jumlah hostnya 256 x 256 x 256 = 16777216, apakah mungkin di dalam suatu perusahaan yang besar sekalipun mempunyai PC atau Client atau Host sebanyak 16 juta? Nah... jika kita mempunyai satu network class A, katakanlah 10.0.0.0, dan jumlah client yang ada hanya 100, berarti kita telah membuang sekitar 15 juta lebih IP Address. Suatu pemborosan yang kurang manusiawi, dan perlu diingat juga bahwa IP Address haruslah
unique, artinya dalam suatu jaringan tidak diperbolehkan ada dua IP Address yang sama. Oleh sebab itu lahir-lah teknik untuk memecah mecah suatu network Address menjadi lebih kecil lagi.
Contoh penerapan:
Ada sebuah perusahaan medium yang mempunyai PC atau Client atau Host sebanyak 50 buah. Anda sebagai seorang network atau system engineer diminta untuk mendesain atau mengalokasikan sejumlah IP Address untuk keperluan customer tersebut.
Dilihat dari sini, jumlah host yang paling kecil dan memenuhi syarat adalah jika menggunakan IP Address dari class c, karena jumlah maksimum host dari class c adalah 254 (Anda mungkin bertanya, kenapa bukan 256?, karena dalam konsep IP, 2 IP Address tidak bisa kita pakai, yang pertama digunakan untuk network Address, dan yang kedua digunakan untuk broadcast Address, formulanya adalah 2n -2). Itulah sebabnya pada contoh kasus ini hanya diperlukan satu network yang bisa meng-cover jumlah host yang sedikit itu.
Oke, disepakati diambil satu IP Address dari class c, misalnya: 192.168.5.0 dan kita akan memulai perhitungan ini dengan mengunakan bilangan biner, jika Anda melihat kembali diatas, bahwa ip Address untuk Class C terdiri dari N.N.N.H, dimana N adalah Network dan H adalah Host, untuk sementara ini, kita abaikan dulu network Addressnya, kita fokuskan pada host Addressnya.
Host Address pada class c yang terdiri dari 8 bit: 1 1 1 1 1 1 1 1 = 255. Kita juga perlu mengingat hitungan 2 pangkat n yang akan kita lakukan pada setiap perhitungan IP Address: 2^7 2^6 2^5 2^4 2^3 2^2 2^1 2^0. Hasil dari bilangan pangkat diatas adalah berturut turut: 128 64 32 16 8 4 2 1 = 255
Ingat, jumlah host yang diminta hanya 50, jika anda lihat, jika kita menjumlahkan dari angka 16 + 8 + 4 + 2 + 1, maka hasilnya adalah 31, sedangkan jumlah host yang diperlukan adalah 50. Kalau begitu kita harus menjumlahkan lagi dari angka 32 + 16 + 8 + 4 + 2 +1, maka hasilnya adalah 63, dan kita telah memenuhi syarat, karena jumlah host yang diperlukan hanya 50. Berarti kita meminjam 2 bit dari 8 bit yang ada untuk dijadikan sebagai network Address. 2
bit itu adalah angka 128, dan 64. jika kita jumlahkan, akan menghasilkan 192
Maka subnet Address untuk network ini adalah 255.255.255.192 atau kita bisa menuliskan 192.168.5.0/26 sedangkan untuk IP Address tanpa subnetting adalah /24 atau 255.255.255.0, karena kita meminjam 2 bit, tinggal kita tambahkan saja, sehingga menjadi /26 atau 255.255.255.192.
Kemudian tentukan network Address untuk subnet mask tersebut, caranya tinggal mengurangkan saja dari total bit, 256 - 192 = 64 (angka 256 adalah total keseluruhan bit, dan 192 adalah subnet Address)
Sehingga:
Network Address pertama adalah: 192.168.5.64 / 26
Network Address kedua adalah: 192.168.5.128 / 26
Network Address ketiga adalah: 192.168.5.192 / 26
Hasilnya adalah:
Network Address = 192.168.5.64
Subnet mask = 255.255.255.192
IP Address pertama adalah: 192.168.5.65 / 26
IP Address terakhir adalah: 192.168.5.126/26
Broadcast Address adalah: 192.168.5.127
untuk mendapatkan broadcast Address, and tinggal mengurangkan satu dari network Address yang kedua, dalam hal ini 128 - 1 = 127
Contoh lain:
Jika anda diberikan IP Address: 192.168.200.50 dengan Subnet Mask:
255.255.255.252 Tentukan Subnet Address/Network Address, Broadcast Address, IP Pertama dan IP terakhir dari subnet tersebut
Jawab:
Dengan memakai cara diatas, langsung saja lakukan pengurangan, 256 - 252 = 4, dan lakukan penambahan 4 + 4 + 4 ...dst sampai mendekati angka 50, jika tidak salah hitung, maka angka yang terdekat adalah 48, sehingga:
Network Address : 192.168.200.48
IP Address pertama : 192.168.200.49
IP Address terakhir : 192.168.200.50
Broadcast Address : 192.168.200.51 (subnet kedua dikurang satu)
11111111.11111111.11111111.11111111 = 255.255.255.255
Dari angka tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa range IP Address dimulai dari 0.0.0.0 sampai dengan 255.255.255.255, dan bila dihitung jumlah IP Address yang tersedia adalah
256 x 256 x 256 x 256 = 4294967296
Mungkin Anda bertanya, darimana angka 256? Ingat, bahwa setiap segment dari IP Address terdiri dari 8 bit, dan berasal dari perhitungan formula 2 pangkat n sehingga dihasilkan 2 pangkat 8 yang akan menghasilkan nilai 256. Dari jumlah Address yang sebanyak itu, lahirlah pengelompokan untuk lebih memudahkan pengaturan dan mengenal IP Address. Lembaga yang mengatur pengalamatan di internet antara lain InterNIC, ApNIC dan untuk wilayah indonesia dikenal dengan IdNIC. Adapun pengelompokan IP Address yang lazim dan dikenal selama ini adalahsebagai berikut:
Class A : 0.0.0.0 s/d 126.255.255.255
Class B : 128.0.0.0 s/d 191.255.255.255
Class C : 192.0.0.0 s/d 223.255.255.255
Class D : 224.0.0.0 s/d 239.255.255.255
Class E : 240.0.0.0 s/d 247.255.255.255
Class D dan Class E digunakan untuk Multicast dan Experiment purpose. Multicast disini adalah pengalamatan untuk keperluan streaming, misalnya audio streaming dan sebagainya, dan dikenal dengan istilah IP MultiCasting. Sedangkan alamat IP Address 127.0.0.0 sudah di pesan (reserved) untuk keperluan localhost, yang artinya secara default setiap komputer memiliki IP Address default 127.0.0.1.
Selain istilah diatas masih ada istilah lagi yaiut Public IP Address dan Private IP Address. Public IP Address adalah IP Address yang dikenal oleh internet/jaringan di luar dari local area network, sedangkan private IP Address adalah alamat IP yang hanya digunakan untuk keperluan local area network dan tidak dikenal oleh internet. Sehingga untuk dapat berkomunikasi perlu dilakukan suatu proses yang dikenal dengan Network Address Translation (NAT), supaya private IP Address ini dapat berkomunikasi dengan dunia luar.
Adapun range untuk private IP Address dari setiap class adalah sebagai berikut:
Private IP Address untuk Class A: 10.0.0.0
Private IP Address untuk Class B: 172.16.0.0 s/d 172.32.0.0
Private IP Address untuk Class C: 192.168.0.0
Dengan adanya private IP Address seseorang atau lembaga tidak perlu meminta izin secara khusus kepada lembaga internet ataupun IDNIC.
a. Subnetting
Sebelum memasuki pembahasan selanjutnya, perlu di ketahui bahwa format IP Address terdiri dari dua bagian utama, yaitu Network dan Host. Istilah Network disini dapat dianalogikan seperti nomor jaringan dan Host dianalogikan sebagai PC Anda. Masih jelas dalam ingatan, IP Addres dibedakan menjadi beberapa class, dimana di setiap kelas tersebut, mempunyai porsi network dan host sebagai berikut:
Class A: Network.Host.Host.Host
Class B: Network.Network.Host.Host
Class C: Network.Network.Network.Host
Dimana
Class A, terdiri dari 8 bit Network Address, dan 24 Bit Host Address
Class B, terdiri dari 16 bit Network Address, dan 16 Bit Host Address
Class C, terdiri dari 24 bit Network Address, dan 8 Bit Host Address
Sebagai contoh IP Address class A yang jumlah hostnya 256 x 256 x 256 = 16777216, apakah mungkin di dalam suatu perusahaan yang besar sekalipun mempunyai PC atau Client atau Host sebanyak 16 juta? Nah... jika kita mempunyai satu network class A, katakanlah 10.0.0.0, dan jumlah client yang ada hanya 100, berarti kita telah membuang sekitar 15 juta lebih IP Address. Suatu pemborosan yang kurang manusiawi, dan perlu diingat juga bahwa IP Address haruslah
unique, artinya dalam suatu jaringan tidak diperbolehkan ada dua IP Address yang sama. Oleh sebab itu lahir-lah teknik untuk memecah mecah suatu network Address menjadi lebih kecil lagi.
Contoh penerapan:
Ada sebuah perusahaan medium yang mempunyai PC atau Client atau Host sebanyak 50 buah. Anda sebagai seorang network atau system engineer diminta untuk mendesain atau mengalokasikan sejumlah IP Address untuk keperluan customer tersebut.
Dilihat dari sini, jumlah host yang paling kecil dan memenuhi syarat adalah jika menggunakan IP Address dari class c, karena jumlah maksimum host dari class c adalah 254 (Anda mungkin bertanya, kenapa bukan 256?, karena dalam konsep IP, 2 IP Address tidak bisa kita pakai, yang pertama digunakan untuk network Address, dan yang kedua digunakan untuk broadcast Address, formulanya adalah 2n -2). Itulah sebabnya pada contoh kasus ini hanya diperlukan satu network yang bisa meng-cover jumlah host yang sedikit itu.
Oke, disepakati diambil satu IP Address dari class c, misalnya: 192.168.5.0 dan kita akan memulai perhitungan ini dengan mengunakan bilangan biner, jika Anda melihat kembali diatas, bahwa ip Address untuk Class C terdiri dari N.N.N.H, dimana N adalah Network dan H adalah Host, untuk sementara ini, kita abaikan dulu network Addressnya, kita fokuskan pada host Addressnya.
Host Address pada class c yang terdiri dari 8 bit: 1 1 1 1 1 1 1 1 = 255. Kita juga perlu mengingat hitungan 2 pangkat n yang akan kita lakukan pada setiap perhitungan IP Address: 2^7 2^6 2^5 2^4 2^3 2^2 2^1 2^0. Hasil dari bilangan pangkat diatas adalah berturut turut: 128 64 32 16 8 4 2 1 = 255
Ingat, jumlah host yang diminta hanya 50, jika anda lihat, jika kita menjumlahkan dari angka 16 + 8 + 4 + 2 + 1, maka hasilnya adalah 31, sedangkan jumlah host yang diperlukan adalah 50. Kalau begitu kita harus menjumlahkan lagi dari angka 32 + 16 + 8 + 4 + 2 +1, maka hasilnya adalah 63, dan kita telah memenuhi syarat, karena jumlah host yang diperlukan hanya 50. Berarti kita meminjam 2 bit dari 8 bit yang ada untuk dijadikan sebagai network Address. 2
bit itu adalah angka 128, dan 64. jika kita jumlahkan, akan menghasilkan 192
Maka subnet Address untuk network ini adalah 255.255.255.192 atau kita bisa menuliskan 192.168.5.0/26 sedangkan untuk IP Address tanpa subnetting adalah /24 atau 255.255.255.0, karena kita meminjam 2 bit, tinggal kita tambahkan saja, sehingga menjadi /26 atau 255.255.255.192.
Kemudian tentukan network Address untuk subnet mask tersebut, caranya tinggal mengurangkan saja dari total bit, 256 - 192 = 64 (angka 256 adalah total keseluruhan bit, dan 192 adalah subnet Address)
Sehingga:
Network Address pertama adalah: 192.168.5.64 / 26
Network Address kedua adalah: 192.168.5.128 / 26
Network Address ketiga adalah: 192.168.5.192 / 26
Hasilnya adalah:
Network Address = 192.168.5.64
Subnet mask = 255.255.255.192
IP Address pertama adalah: 192.168.5.65 / 26
IP Address terakhir adalah: 192.168.5.126/26
Broadcast Address adalah: 192.168.5.127
untuk mendapatkan broadcast Address, and tinggal mengurangkan satu dari network Address yang kedua, dalam hal ini 128 - 1 = 127
Contoh lain:
Jika anda diberikan IP Address: 192.168.200.50 dengan Subnet Mask:
255.255.255.252 Tentukan Subnet Address/Network Address, Broadcast Address, IP Pertama dan IP terakhir dari subnet tersebut
Jawab:
Dengan memakai cara diatas, langsung saja lakukan pengurangan, 256 - 252 = 4, dan lakukan penambahan 4 + 4 + 4 ...dst sampai mendekati angka 50, jika tidak salah hitung, maka angka yang terdekat adalah 48, sehingga:
Network Address : 192.168.200.48
IP Address pertama : 192.168.200.49
IP Address terakhir : 192.168.200.50
Broadcast Address : 192.168.200.51 (subnet kedua dikurang satu)
Label:
Network
|
1 komentar
Mail Merge Ms. Word dengan Ms. Excel
Tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita dalam urusan mail merge menggunakan Ms. Word dengan menggambil data dari Ms. Excel.
Tetapi, kita juga pernah dibuat pusing karena data angka yang menggunakan desimal ditampilkan oleh Ms. Word menjadi tidak sesuai dengan data yang ada di Excel, bahkan penanggalan pun yang dimunculkan hanya kode penanggalan standart saja, sebagai contoh coba perhatikan dua gambar berikut.
Uuuppppsss!!!! datanya tidak sama dengan data sumber yang ada di Excel!!!
Inginnya memudahkan pekerjaan malah menjengkelkan!!!
Tenang... Belanda masih jauuuhhh... Dengan sedikit tip kali ini masalah akan teratasi dengan mudah.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
"Berbagi Ilmu Sebanyak-banyaknya, Sama Halnya Mencari Ilmu Sebanyak-banyaknya Pula"
SALAM TKJ Jombang
Menyatukan Diri Membangun Bangsa
Tetapi, kita juga pernah dibuat pusing karena data angka yang menggunakan desimal ditampilkan oleh Ms. Word menjadi tidak sesuai dengan data yang ada di Excel, bahkan penanggalan pun yang dimunculkan hanya kode penanggalan standart saja, sebagai contoh coba perhatikan dua gambar berikut.
Uuuppppsss!!!! datanya tidak sama dengan data sumber yang ada di Excel!!!
Inginnya memudahkan pekerjaan malah menjengkelkan!!!
Tenang... Belanda masih jauuuhhh... Dengan sedikit tip kali ini masalah akan teratasi dengan mudah.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
- Pilih menu Tools --> Options --> General --> beritanda centang pada "Confirm conversion at Open" kemudian klik tombol OK. Lihat gambar di bawah ini.
- Kemudian baru kita mulai melakukan langkah-langkah Mail Merge (sengaja tidak saya ulas, karena pembaca tentunya sudah sering menggunakan Mail Merge).
- Setelah kita memilih data sumber dari excel, Word akan menampilkan windows konfirmasi (Confirm Data Source), maka kita pilih "Ms Excel Worksheets via DDE (*.xls)" kemudian klit tombol OK. Lihat gambar berikut
- Selanjutnya Insert Merge Fields pada masing-masing tempat
- Langkah-langkahnya sama dengan di atas.
- Tutup dokumen kemudia kemudian konfirmasi penyimpanan pilih Save.
- Buka kembali dokumen -- konfirmasi "Opening this document will run......" pilih tombol "No", lihat gambar.
- Ulangi proses Mail Merge dari awal.
- Selamat mencoba.
"Berbagi Ilmu Sebanyak-banyaknya, Sama Halnya Mencari Ilmu Sebanyak-banyaknya Pula"
SALAM TKJ Jombang
Menyatukan Diri Membangun Bangsa
Subscribe to:
Posts (Atom)